Sabtu, 20 November 2010

Anak Kreatif LebihBaik Dari Pada AnakPintar

. - Umumnya, orangtua ingin anaknya cerdas, terlebih di bidang mata pelajaran sekolah. Namun perlu disadari, kecerdasan saja tidak cukup untuk membuat anak sukses. Anak juga harus kreatif, sebab dengan kreatif, ia bisa mengatasi masalah dalam kehidupan.

Collin Rose, seorang pemerhati anak, mengatakan kesuksesan bisa ditentukan dengan 20 persen kecerdasan dan 80 persen kreativitas. Berarti, penting bagi kita menstimulasi daya kreativitas anak supaya kelak ia bisa sukses.

Menurut dra Rosemini A Prianto, M.Psi., dalam sebuah seminar beberapa waktu lalu, setiap anak punya daya kreativitas dan kita sebagai orangtua wajib mengasahnya. Ia pun memberikan beberapa kiat kepada peserta seminar yang bertajuk, "Berbagi Kita Meningkatkan dan Mengasah Kreativitas Anak Sebagai Wujud Kasih Sayang."

Pertama, saat balita ajak anak belajar sambil bermain. Ketika menginjak usia sekolah, ikuti gaya belajar yang membuatnya nyaman. Mungkin saja, ia tak bisa maksimal belajar lantaran harus duduk manis dan memilih belajar sambil berpindah-pindah tempat. Sama halnya bila ia suka belajar sambil mendengarkan musik, mendendangkan lagu, atau lainnya.

Kedua, manfaatkan sarana yang ada di rumah untuk belajar. Seperti menghitung jumlah gelas yang ada di rak, warna-warna yang ada di ruang tamu, bentuk-bentuk geometri yang ada di ruang makan, dan lainnya. Kita juga bisa menggunakan alat-alat yang tak terpakai seperti
bekas gelas air mineral maupun fasilitas, seperti komputer, internet, sebagai sarana anak belajar.

Ketiga, berkomunikasilah intens dengan anak. Ajak ia berdiskusi mengenai berbagai masalah dalam keseharian. Jika ada masalah, ajari anak untuk mencari solusi, lalu berikan kesempatan kepada anak untuk mengatasi masalahnya sendiri. Cara ini akan menstimulasi daya kreativitas anak untuk mengatasi masalah.

Keempat, hindari kata "jangan" ketika melarang anak melakukan sesuatu yang membahayakan atau yang tidak perlu. Sebab kata ini akan "memasung" daya kreativitas anak. Ganti dengan kata "sebaiknya" sambil menjelaskan mengapa ia perlu mempertimbangkan untuk melakukan hal yang "sebaiknya" itu.

Kelima, kita perlu membiasakan anak untuk anak untuk menemukan alternatif jawabannya. Misal, kita bertanya mengapa anak harus sekolah? Jawaban yang biasa mungkin supaya ia pintar. Tetapi alternatif jawaban lain bisa beragam, misal, supaya ia bisa belajar banyak hal positif, supaya kelak ia bisa menjadi dokter, supaya ia bisa bermain dengan teman-temannya, dan lainnya.

Keenam, jika anak sudah menunjukkan kreativitasnya, kita perlu memberinya penghargaan. Tak perlu mahal, tetapi bisa membuat anak merasa dihargai, seperti pelukan, pujian, belaian, dan lainnya.

(Irfan/Tabloid Nakita)

Selasa, 01 Juni 2010

GAZA TIDAK MEMBUTUHKAN MU.....


Catatan Perjalananku (My Tavel Notes)
by Santi Soekanto, dari Freedom Flotilla, 30 Mei 2010.

=================================================


From: Santi Soekanto
Sent: Sunday, May 30, 2010 8:47 AM
To: Tomi Satryatomo; Tomi Satryatomo
Subject: Just sharıng - Gaza Tidak Membutuhkanmu


Gaza Tidak Membutuhkanmu!

Di atas M/S Mavi Marmara, di Laut Tengah, 180 mil dari Pantai Gaza.

Sudah lebih dari 24 jam berlalu sejak kapal ini berhenti bergerak karena sejumlah alasan, terutama menanti datangnya sebuah lagi kapal dari Irlandia dan datangnya sejumlah anggota parlemen beberapa negara Eropa yang akan ikut dalam kafilah Freedom Flotilla menuju Gaza. Kami masih menanti, masih tidak pasti, sementara berita berbagai ancaman Israel berseliweran.

Ada banyak cara untuk melewatkan waktu – banyak di antara kami yang membaca Al-Quran, berzikir atau membaca. Ada yang sibuk mengadakan halaqah. Beyza Akturk dari Turki mengadakan kelas kursus bahasa Arab untuk peserta Muslimah Turki. Senan Mohammed dari Kuwait mengundang seorang ahli hadist, Dr Usama Al-Kandari, untuk memberikan kelas Hadits Arbain an-Nawawiyah secara singkat dan berjanji bahwa para peserta akan mendapat sertifikat.

Wartawan sibuk sendiri, para aktivis – terutama veteran perjalanan-perjalanan ke Gaza sebelumnya – mondar-mandir; ada yang petantang-petenteng memasuki ruang media sambil menyatakan bahwa dia “tangan kanan” seorang politisi Inggris yang pernah menjadi motor salah satu konvoi ke Gaza.

Activism

Ada begitu banyak activism, heroism…Bahkan ada seorang peserta kafilah yangmengenakan T-Shirt yang di bagian dadanya bertuliskan “Heroes of Islam” alias “Para Pahlawan Islam.” Di sinilah terasa sungguh betapa pentingnya menjaga integritas niat agar selalu lurus karena Allah Ta’ala.

Yang wartawan sering merasa hebat dan powerful karena mendapat perlakuan khusus berupa akses komunikasi dengan dunia luar sementara para peserta lain tidak. Yang berposisi penting di negeri asal, misalnya anggota parlemen atau pengusaha, mungkin merasa diri penting karena sumbangan material yang besar terhadap Gaza.

Kalau dibiarkan riya’ akan menyelusup, na’udzubillahi min dzaalik, dan semua kerja keras ini bukan saja akan kehilangan makna bagaikan buih air laut yang terhempas ke pantai, tapi bahkan menjadi lebih hina karena menjadi sumber amarah Allah Ta’ala.

Mengerem

Dari waktu ke waktu, ketika kesibukan dan kegelisahan memikirkan pekejaan menyita kesempatan untuk duduk merenung dan tafakkur, sungguh perlu bagiku untuk mengerem dan mengingatkan diri sendiri. Apa yang kau lakukan Santi? Untuk apa kau lakukan ini Santi? Tidakkah seharusnya kau berlindung kepada Allah dari ketidak-ikhlasan dan riya’? Kau pernah berada dalam situasi ketika orang menganggapmu berharga, ucapanmu patut didengar, hanya karena posisimu di sebuah penerbitan? And where did that lead you? Had that situation led you to Allah, to Allah’s blessing and pleasure, or had all those times brought you Allah’s anger and displeasure?

Kalau hanya sekedar penghargaan manusia yang kubutuhkan di sini, Subhanallah, sungguh banyak orang yang jauh lebih layak dihargai oleh seisi dunia di sini. Mulai dari Presiden IHH Fahmi Bulent Yildirim sampai seorang Muslimah muda pendiam dan shalihah yang tidak banyak berbicara selain sibuk membantu agar kawan-kawannya mendapat sarapan, makan siang dan malam pada waktunya… Dari para ‘ulama terkemuka di atas kapal ini, sampai beberapa pria ikhlas yang tanpa banyak bicara sibuk membersihkan bekas puntung rokok sejumlah perokok ndableg.

Kalau hanya sekedar penghargaan manusia yang kubutuhkan di sini, Subhanallah, di tempat ini juga ada orang-orang terkenal yang petantang-petenteng karena ketenaran mereka.

Semua berteriak, “Untuk Gaza!” namun siapakah di antara mereka yang teriakannya memenangkan ridha Allah? Hanya Allah yang tahu.

Gaza Tak Butuh Aku

Dari waktu ke waktu, aku perlu memperingatkan diriku bahwa Al-Quds tidak membutuhkan aku. Gaza tidak membutuhkan aku. Palestina tidak membutuhkan aku.

Masjidil Aqsha milik Allah dan hanya membutuhkan pertolongan Allah. Gaza hanya butuh Allah. Palestina hanya membutuhkan Allah. Bila Allah mau, sungguh mudah bagiNya untuk saat ini juga, detik ini juga, membebaskan Masjidil Aqsha. Membebaskan Gaza dan seluruh Palestina.

Akulah yang butuh berada di sini, suamiku Dzikrullah-lah yang butuh berada di sini karena kami ingin Allah memasukkan nama kami ke dalam daftar hamba-hambaNya yang bergerak – betapa pun sedikitnya – menolong agamaNya. Menolong membebaskan Al-Quds.

Sungguh mudah menjeritkan slogan-slogan, Bir ruh, bid dam, nafdika ya Aqsha… Bir ruh bid dam, nafdika ya Gaza!

Namun sungguh sulit memelihara kesamaan antara seruan lisan dengan seruan hati.

Cara Allah Mengingatkan

Aku berusaha mengingatkan diriku selalu. Namun Allah selalu punya cara terbaik untuk mengingatkan aku.

Pagi ini aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekedarnya – karena tak mungkin mandi di tempat dengan air terbatas seperti ini, betapa pun gerah dan bau asemnya tubuhku.

Begitu masuk ke salah satu bilik, ternyata toilet jongkok yang dioperasikan dengan sistem vacuum seperti di pesawat itu dalam keadaan mampheeeeet karena ada dua potongan kuning coklaaat…menyumbat lubangnya! Apa yang harus kulakukan? Masih ada satu bilik dengan toilet yang berfungsi, namun kalau kulakukan itu, alangkah tak bertanggung-jawabnya aku rasanya? Kalau aku mengajarkan kepada anak-anak bahwa apa pun yang kita lakukan untuk membantu mereka yang fii sabilillah akan dihitung sebagai amal fii sabilillah, maka bukankah sekarang waktunya aku melaksanakan apa yang kuceramahkan?

Entah berapa kali kutekan tombol flush, tak berhasil. Kotoran itu ndableg bertahan di situ. Kukosongkan sebuah keranjang sampah dan kuisi dengan air sebanyak mungkin – sesuatu yang sebenarnya terlarang karena semua peserta kafilah sudah diperingatkan untuk menghemat air – lalu kusiramkan ke toilet.

Masih ndableg.

Kucoba lagi menyiram…

Masih ndableg.

Tidak ada cara lain. Aku harus menggunakan tanganku sendiri…

Kubungkus tanganku dengan tas plastik. Kupencet sekali lagi tombol flush. Sambil sedikit melengos dan menahan nafas, kudorong tangan kiriku ke lubang toilet…

Blus!

Si kotoran ndableg itu pun hilang disedot pipa entah kemana…

Lebih dari 10 menit kemudian kupakai untuk membersihkan diriku sebaik mungkin sebelum kembali ke ruang perempuan, namun tetap saja aku merasa tak bersih. Bukan di badan, mungkin, tapi di pikiranku, di jiwaku.

Ada peringatan Allah di dalam kejadian tadi – agar aku berendah-hati, agar aku ingat bahwa sehebat dan sepenting apa pun tampaknya tugas dan pekerjaanku, bila kulakukan tanpa keikhlasan, maka tak ada artinya atau bahkan lebih hina daripada mendorong kotoran ndableg tadi.

Allahumaj’alni minat tawwabiin…

Allahumaj’alni minal mutatahirin…

Allahumaj’alni min ibadikas-salihin…

29 Mei 2010, 22:20

Santi Soekanto
Ibu rumah tangga dan wartawan yang ikut dalam kafilah Freedom Flotilla to Gaza Mei 2010.

=================================================

hingga kini ibu Santi dan 11 orang WNI lainya, termasuk Ustadz Ferry Nur dari KISPA belum ada kabarnya...

mari jangan putus doa kita bagi mereka semua yang ada dalam kapal misi kemanusiaan tsb...

Minggu, 30 Mei 2010

Nasehat Bob Sadino

1. Terlalu Banyak Ide – Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya.

2. Miskin Keberanian untuk memulai – Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” telalu banyak pertimbangan.

3. Telalu Pandai Menganalisis – Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

4. Ingin Cepat Sukses – Orang “Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.

5. Tidak Berani Mimpi Besar – Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

6. Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi – Orang “Pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.

7. Berpikir Negatif Sebelum Memulai – Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.

8. Maunya Dikerjakan Sendiri – Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

9. Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan – Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.

10. Tidak Fokus – Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh” tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.

11. Tidak Peduli Konsumen – Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang “bodoh” ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

12. Abaikan Kualitas -Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.

13. Tidak Tuntas – Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh” mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.

14. Tidak Tahu Pioritas – Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh” ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas.

15. Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas – Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,

16. Menacampuradukan Keuangan – Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.

17. Mudah Menyerah – Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.

18. Melupakan Tuhan – Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.

19. Melupakan Keluarga – Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga.

20. Berperilaku Buruk – Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diatas kakinya sendiri.

Jumat, 21 Mei 2010

Kalifah fil Ardh


Kalau mahu jadi Khalifah fil ardh berpeganglah pada 3 kekuatan iaitu kekuatan aqidah,kekuatan ekonomi dan kekuatan akhlaq yang mulia.Kekuatan aqidah akan menjana kehidupan hamba yang bebas dari rasa kebimbangan pada apa jua persoalan hidup kerana jelas jalan yang dipilihnya adalah keredhaan ilahi.Sekuat mana dugaan yang mendatang dilihatnya tak ubah seperti debu-debu halus yang melekat pada pakaian.Kemanisan itu terbit dari hati yang sedang luka tersepit.Padanya janji tuhan itu sahaja yang pasti sekalipun dia tidak mengerti kenapa jadi bagitu dan bagini.

Kekuatan Ekonomi pula menjadikan dia seorang pemimpin pada mata dunia .Zaman akhir kini perlukan benda juga untuk menakluki hati yang telah mati namun jangan sampai benda terlekat pada hati nanti ia akan menjadi sombong dan lupa diri.Jika benda diletakan pada telapak tangan,benar-benar ia akan menjadi ubat buat menyembuhkan penyakit cinta dunia dan takut mati.

Akhlaq pula bagai lampu terang yang menyuluh dan sesiapa yang nampak cahayannya akan datang kerana ia adalah sebuah keperluan.Akhlaq bukanya membuang kehidupan tetapi mengambil kehidupan dengan jalan yang sangat terhormat.Ia menerbitkan rasa cinta dan sayang pada semua Insan lebih lebih lagi dizaman yang sudah hilang contuh seperti akhlaq Nabi.Akhlaq sebenarnya buah dari pohon takwa yang dasarnya menunjang tauhidnya kedalam bumi ma'rifah.Tidak mampu bagi tubuh kasar untuk menyelaminya melaikan dia sebuah hadiah dari tuhan yang mengenalinya.Beruntunglah sesiapa yang mampu sampai kesitu.
(INILAH JALAN KAMI)

MUSAFIR


Wahai musafir pembawa kabilah dagang..
Di atas jalan inilah....
ada khabar orang dahulu
yang punya harta berjuta
kesemuanya di infakkan
dan Allah membeli dagangan mereka
tanpa ada satupun yang sisa.

Wahai musafir pembawa risalah dagang
di atas jalan inilah
ada berita yang menakutkan
kehancuran datang beriringan
sesudah munculnya ketamakan.

dan kini..
teruskan perjalananmu
dan pilihlah simpang mana yang kau mahu.
(INILAH JALAN KAMI)

SEJARAH KITA


teman...
masih ingatkah engkau
dengan nama "ubat resdung dan menawan Kasih"
botol-botol kaca jernih
dan lebel kertas fotostap putih
kita jelajahi daerah dan negeri.

biarkan sejarah kita menjadi bahan cerita.
kesah suka duka..... sampai bila-bila

aduhai teman...
yang sering berada disisi
sejarah kita bermula dari titik sifar
mengukir mimpi
lalu melukisnya pada langit biru
nan tinggi

biarkan sejarah kita menjadi bahan cerita
pada mereka yang memilih untuk bersama.

kalian dahulu
juga
bagai kota kukuh
menahan cemas menungkat setia
detik yang tidak terduga
sedangkan
janji entah bila akan dikota.
namun cita-cita terus mara

tahukah kalian
waktu itu
aku cuma mampu dan gagah berdiri
agar tidak dilihat rebah
sedangkan nafas menjadi pendek
yang menanti detik henti

aduhai teman..
yang datang kemudian
teruskan ...
merentas segala kesusahan
dan sebuah kemenangan buat ummat
perlu dimartabatkan.

Kini
konvek menjelang lagi
aku rakamkan
sejuta penghargaan
buat kalian yang berjuang dan terus berjuang.
(INILAH JALAN KAMI)

INILAH JALAN KAMI


Inilah jalan Kami
kalau hidup panjang kita terus berjuang
kalau kita mati..
ada orang yang akan teruskan

hidup dan mati..
bukan kita yang tentukan
pada orang dikasihi
tiba-tiba dipanggil kembali
sudah tentu hati menanggung hiba
tetapi ...
bercerai kasih bertalak tidak.

urusan dagang ini
bukan dagang sebarangan
untuk memenuhi kehendak yang tidak puas
tapi dagangan ini membawa risalah
berita gembira dari al furqan

kita yang bermukim didaerah ini
barakahnya bukan dari sebab diri sendiri
telah terbukti pengorbanan
telah teruji kesetiaan
baru turunnya pertolongan.

lihatlah...sudah ramai yang datang kesini
tetap tabah sampai menemui mati
tidak berubah hati dan kesetiaan
miskipun dipujuk rayu kesenangan.
bukan...
bukan itu yang mereka cari
bukan wang berjuta dan emas segunung
tapi air kehidupan yang ingin diteguk
dari telaga kausar untuk umaat Nabi

bertahanlah kita disini
biarpun dingin membekukan tulang dan jemari
besok ada berita yang dinanti
musim bunga yang indah
keharumannya melata disetiap inci bumi.

PASAR ANSHOR


mari kesini ....
dengarlah cerita ini..
tentang sejarah yang tidak pernah lupa
pasar Ansor..
tempat para sahabat berniaga
berhimpun tua dan juga muda

mereka membawa contuh hingga kini
bukan hanya pada ukuran benda dan laba
tetapi perdagangan ....
yang tidak pernah mengundang rugi
pada hati dan cita-cita.

semangatnya membara terus menyala
pasaran yahudi kian digempur
agar selamat dunia dan seisinya
kerana yahudi bangsa takabbur.

sejarah ini akan berulang
jika muncul pahlawan terbilang
dari segenap penjuru bumi
menyalakan obor yang dinanti.

Pasar ansor
bukan pasar mati
tapi tempat berniaganya
orang yang punya hati..
(INILAH JALAN KAMI)

INILAH JALAN KAMI


kita sebenarnya memilih jalan ini
kerana kita sangat pasti
jalan kita ..
jalan kebenaran
jalan kita ...
jalan perjuangan
bukan hanya bicara laba untuk dunia
yang lebih penting
sebuah persiapan kesana...

persinggahan ini cuma sebentar
mungkin lebih pendek dari sehela nafas
tapi perjalanan sangat panjang
kerana penghujungnya juga tidak kelihatan

tersisih dari golongan kita
mereka yang ingin mencipta diatas hasil yang segera
sudah pasti sama sahaja
liku,lurah dan gunung
perlu dahulu di laluinya....

jika kita berhenti
pastikan untuk sekadar sahaja
hilang lelah..teruskan
miskipun kaki luka dan berdarah.

Inilah jalan kita..
yang menuntut seribu kekuatan dijiwa
jangan biarkan lemah menguasai diri
bangunlah berdiri dengan berani
sekali kita rebah
seribu tahun kita akan terus berlari.

Minggu, 09 Mei 2010

Arahan Tuan Haji Ismail


ORANG KITA

Menguasai peniagaan bererti menguasai pasaran. Walaupun kita mempunyai produk yang berkualiti tetapi tanpa "pasar" ia akan menjadi lapuk dan rosak. Inilah yang dinamakan peniagaan. Hari ini pasar dikuasai oleh supermarket yang besar dengan kepelbagaian produk dan fasilitis dan kebanyakannya dari syer orang yahudi . Tidak ramai orang kita yang perihatin hal ini sehingga mereka terus berbelanja tanpa hentinya. Orang Yahudi membunuh semua manusia yang bukan yahudi kerana mengejar syurga. Dunia timur dan barat sama sekali tidak akan selamat dengan adanya peniagaan Yahudi.

Oleh sebab itu kita perlu membuat jalur peniagaan sendiri,dari kita untuk kita. Kita yang keluarkan ,kita pasarkan dan kita yang guna. Semakin ramai "kita" semakin kuatlah peniagaan itu. "Kita" tidak bererti tanpa kesetiaan untuk berbelanja dengan kita. Kita jangan hanya menjadi tukang sorak tetapi jadilah "pemain" yang handal mampu mengegarkan gawang lawan.

Orang kita banyak yang tidak setia,mudah terpujuk dengan promosi lawan. Jualan murah, diskon dan kupun percuma dah cukup mengamit orang kita kesana. Orang kita juga tidak cukup iman bagi menolak ceti haram(along) yang datang mengutip wang setiap malam. Semuanya bikinan yahudi bagi meruntuhkan sebuah ekonomi ummah tapi orang kita tetap sama,memandang HPA dengan sebelah mata.

diambil dari inilah jalan kami (www.jawiherbshop.blogspot.com)

Jumat, 07 Mei 2010

Sabili: HPA Hibah Kapal Dakwah Papua


Sabili 24 Desember 2009

SETELAH kapal dakwah pertama (Khilafah I), Al- Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) kembali mendapat bantuan serupa yang di berinama "Bahtera Nusantara”. Bantuan ini merupakan hibah dan Tuan Haji Ismail bin Ahmad, seorang pengusaha Herba Penawar Al-Wahidah (HPA) International asal Malaysia. Belum lama ini di Jakarta, pihak AFKN menandatangani kerjasama (MOU) dengan HPA yang diwakili oleh Abdul Ghany Sa'ad.
Menurut Ketua Umum AFKN Ustadz Fadzlan Garamatan, kehadiran kapal dakwah merupakan yang pertama di Indonesia, dalam hal ini Irian. "Alhamdulillah, Tuan Haji Ismail bin Ahmad melalui Herba Penawar Al Wahidah (HPA) Internasional yang dipimpinnya, memberi perhatian khusus terhadap dakwah, dengan menyisihkan rezekinya menyumbang sebuah kapal yang dinamakan AFKN Bahtera Nusantara," jelas Ustadz Fadzlan dalam jumpa pers di Jakarta beberapa waktu lalu.
AFKN adalah sebauah lembaga sosial dan dakwah. Kapal Bahtera Nusantara serupa dengan kapal pertama. Bedanya kapal yang kedua memiliki fasilitas AC dan penambahan asesoris lainnnya. Insya Allah, Februari nanti, Kapal yang dibeli dari PT Charita Boot ini selesai pembuatannya, dan akan dilaunching kan oleh Tuan Haji Ismail bin Ahmad di Jakarta, setelah meresmikan beberapa kantor di Jakarta.
"Adapun kapal yang akan disumbangkan memiliki bentuk yang sama dengan sebelumnya, berkapasitas 20 orang dan berat 10 ton. Kapal ini dilengkapi toilet, dapur kecil, dan ber-AC. Harganya plus ongkos pengiriman hingga Irian mene- lan biaya sebesar Rp. 675 juta," jelas Fadzlan.
Perkenalan Ustaáz Fadzlan dengan Tuan Haji Ismail bin Ahmad, bermula ketika Ustadz Fadzlan diundang olehnya selama dua pekan untuk berdakwah di Malaysia, mulai Johor, Kuala, hinga Penang. Perjalanan dakwah ini adalah napak tilas seperti yang dilakukan Pasai-Perlak di Nusantara dengan menggunakan kapal.
Tuan Haji Ismail bin Ahmad memang tengah mengembangkan ekonomi syariah melalui herba. Ketika ada KFC, umat Islam harus punya usaha serupa, ketika ada RS yang menggunakan bahan kimia, umat Islam harus memiliki RS yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia (herba). "Dalam kesempatan itu, saya mengujungi 23 pabrik, tempat usahanya Tuan Haji yang semuanya berasaskan syariat Islam," kata Ustadz Fadzlan.
Dengan kapal dakwah Bahtera Nusantara ini diharapkan, dapat memberi motivasi, dan tentu saja dakwah bisa bergerak lebih cepat. Seperti kita ketahui, Irian memiliki ka- wasan yang sangat luas. Karena itu, dibutuhkan sarana transportasi yang memadai untuk menun- jang dakwah. "Dua kapal yang kini diamanatkan kepada AFKN, tentu jarak tempuh yang luas itu da- pat dijangkau lebih mu- dah, bergerak cepat dan kencang. Yang jelas, kami lebih bersemangat lagi," kata Fadzlan.
Jika sebelumnya, satu kapal bisa menjangkau 10 tempat, maka dengan dua kapal, menjangkau 20-30 tempat. "Dengan sarana ini, kami bisa mengunjungi saudara-saudara kami di pedalaman Irian, sekaligus membangun perekonomian, SDM dan tauhid mereka menjadi lebih baik"
Diakui Fadzlan, dengan kapal sendiri, pihaknya bisa menghemat 75%. Karena sebelumnya, harus menyewa kapal dengan menghabiskan dana sebesar Rp 50 juta, Itu belum termasuk BBM-nya. Untuk perjalanan dakwah, kami bisa menghabiskan waktu 15 hari. Jika demikian, kapan bisa berdkawah, sementara Zakat Infak Sedekah (ZIS) dari umat habis, baru untuk menyewa kapal saja.
Fasilitas kapal dakwah ini dapat membantu akselerasi (percepatan) dakwah di Irian. "Kita harus menunjukkan identitas diri kepada saudara kita yang non muslim. Setidaknya, menunjukkan, bahwa kami pun butuh sarana dan fasilitas khusus. Seperti halnya Muhammadiyah punya sarana pendidikan (universitas) sendiri. Inilah ciri khas yang menuju pada kebaikan, bukan kehancuran. AFKN berdakwah dengan santun, melayani seluruh umat di pedalaman Irian. Jika institusi lain peduli Irian dari sisi ekonomi, AFKN membantu program pemerintah dan sisi iman dan takwa," ungkap Fadzlan.
Kenapa harus ada kapal dakwah? "Jika selama ini ada kapal pesiar, penumpang, maka seyogianya harus ada kapal dakwah. Kapal ini dikhususkan untuk mengangkut dai dan bantuan yang disalurkan langsung untuk masyarakat muslim Irian agar tepat sasaran, dan satu daerah ke daerah lain. Kami mengistilahkannya dengan sistem analogi hujan dari langit turun ke bumi," tukas Fadzlan.
Berdayakan Umat
Kerjasama AFKN dan HPA, diharapkan bukan yang terakhir. Akan ada kerjasama dibidang yang lain. Dalam bidang pendidikan, HPA akan memberikan beasiswa kepada 10 anak Irian untuk belajar bisnis di Malaysia. "Mereka akan dididik menjadi enterpreneur yang handal dan menjalankan bisnis yang berlandaskan syariat."
Saat ini AFKN telah menjembatani beberapa pondok pesantren, perguruan tinggi Islam dan instansi terkait untuk memberi beasiswa pendidikan kepada 1.700 anak Irian.
Tingkatannya mulai dan SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. "Mereka tersebar di berbagai pesantren dipulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi, bahkan diupayakan untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi ke luar negeri. Sudah ratusan anak yang tengah menempuh jenjang Sarjana, 29 orang diantaranya telah meraih gelar S-2," kata Fadzlan.
Karena wilayah Irian begitu luas, tentu kehadiran dua kapal mi masih dirasakan kurang. "Yang pasti, umat butuh fasilitas. Bagaimana mau berdakwah kalau tidak punya fasilitas," kata Fadzlan.

Selasa, 04 Mei 2010

Jangan Percayakan Urusan Ummat Kepada Yang Tidak Peduli Terhadap Ummat


Suatu saat saya tertegun dengan status fb teman saya dari malaysia, dia berkata beginilah jadinya kalau urusan ummat diserahkan kepada yang tidak mengenal sholat dan bersuci apalagi halal. Saya tertegun, bagaimana dengan negara kita, ternyata tidak jauh adanya
Mari kita lihat sekarang, jika pergi ke swalayan atau ***mart dan yang sejenisnya maka kita akan kesulitan menemukan produk milik muslim, kemanakah produksi muslim, walau ada label halal, apakah kita mau halal kita selalu bergantung kepada orang lain ?
Pernah seorang ustadz membuat saya tercenung dengan statmen yang hampir sama, beliau bertemu dengan temannya (sesama usttadz) yang memakai peci dgn tulisan ****mart dengan bangganya, lalu terjadilah dialog....
"Kenapa antum bangga dengan peci itu ?"
"Ya harus bangga karena ini milik muslim ?"
"Apa bener ?"
"Bener !"
"Isinya milik muslim juga ?"
maka terdiamlah ustadz tersebut.....
Bagaimana mungkin kita mempercayakan kebutuhan keseharian kita kepada yang tidak mengenal sholat, bersuci apalagi halal dan haram, padahal perintah mencari makanan yang halal itu wajib hukumnya........bagaimana mungkin kita mempercayakan urusan ummat ini kepada orang yang tak sholat......
Marilah kita merenung bersama...marilah hijrah ke produk-produk muslim.....

Membangun Pasar Melalui Kekuatan Ukhuwah


Ketika peristiwa hijrah ada sesuatu yang menarik yang harus kita ambil hikmahnya, bahwa rosul dan para sahabat dapat mengalahkan pasar yahudi hanya dalam 6 bulan saja, apa rahasia nya ?
Rosululloh ketika hijrah pertama kali yang dibangun adalah masjid, ini adalah lambang aqida, iman yang kokoh, kemudian pasar yang melambangkan ekonomi ummat islam, tapi ada hikmah yang diambil sebelum membangun pasar, yaitu rosul mempersaudarakan antara muhajirin dan anshor
Peristiwa yang kita sering dengar adalah dipersaudarakannya abdurrohman bin 'auf dengan salah satu sahabat anshor, maka sahabat anshor ini mengatakan "aku punya rumah dua maka pilih lah salah satunya, aku punya istri dua pilihlah salah satunya" luar biasa ukhuwah diantara mereka, tapi aburrohman bin 'auf berkata cukup tunjukkan aku pasar
Maka kita lihat antara ukhuwah dicampur dengan kreatifitas dan kepandaian abdurrohman bin 'auf maka para sahabat mampu mengalahkan pasar yahudi dengan waktu 6 bulan sahaja
Bagaimana dengan kita hari ini wallohua'lam bi showab, semoga banyak hikmah yag kita ambil dari ibroh ini.....